Dampak Dihapusnya Tes Calistung pada Guru dan Murid

Mendikbudristek Nadiem Makarim akan menghapus tes baca, tulis, dan hitung (calistung) saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Dasar pada Tahun Ajaran Baru mendatang.

Ia mengatakan pendidikan bagi peserta didik PAUD bukan hanya mengedepankan kemampuan kognitif tapi harus juga mengasah kemampuan peserta didik yang bersifat holistik.

Upaya mengasah kemampuan anak yang bersifat holistik ini salah satunya dilakukan melalui transisi proses pendidikan dari PAUD menuju sekolah dasar (SD) dengan kebijakan program Merdeka Belajar Episode ke-24.

Kebijakan transisi PAUD ke SD ini mengatur tiga target perubahan mulai tahun ajaran baru, salah satunya adalah tidak ada tes baca tulis dan hitung (calistung) saat PPDB.

PPDB 2023 SMA dan SMK Mulai Dibuka Hari Ini, Gubernur Khofifah: Wali Murid dan Siswa Sila Akses Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menyatakan kebijakan menghapus calistung perlu diimbangi kompetensi guru.

Guru mesti memahami prinsip pedagogi, yakni cara mengajar yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.

“Guru menjadi sutradara di kelas, sedangkan siswa pemainnya.

Siswa tidak boleh pasif,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PB PGRI, Jejen Musfah.

Pendekatan komunikasiJejen mengatakan guru perlu mengajarkan nilai-nilai yang baik dan penting untuk diterapkan di sekolah.

Sementara, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (Sekjen FSGI), Heru Purnomo, juga mengatakan guru perlu memiliki empat kompetensi penting, yakni kompetensi kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik.

Empat kompetensi itu harus saling terintegrasi.

ISIS Serang Sekolah di Uganda: Asrama Dibakar, Murid Dibacok Parang “Misalnya di sekolah diajarkan tentang merangkai huruf menjadi kata.

Kalau siswa diajarkan seperti itu belum paham, ketika disuruh maju mereka akan tertekan.

Kalau sering diperlakukan seperti itu akan jadi beban psikologis sehingga guru perlu melakukan pendekatan komunikasi yang lebih baik,” kata Heru.

Siswa perlu diajarkan tentang nilai-nilai baik agar pembelajaran di sekolah bisa menjadi riang dan bahagia.

“Guru perlu membangun komunikasi dan mendampingi siswa, misalnya mendidik ketika dia nakal, mengajarkan untuk bekerja sama, sehingga keterampilan sikapnya bisa tumbuh dan muncul keberanian untuk berkomunikasi,” kata Heru.

FSGI juga menekankan pentingnya peninjauan kembali kurikulum yang ada di buku kelas satu SD.

Pembelajaran calistung bisa sebagai sisipan saja untuk mengenalkan dan menumbuhkan kemampuan siswa karena pembelajaran tersebut perlu dilakukan secara bertahap.

Intinya, penghapusan calistung dari syarat PPDB SD diharapkan dapat membuat anak merasa bahagia ketika datang ke sekolah.

Pilihan Editor: Kapan Sebaiknya Anak-Anak Mendalami Belajar Calistung?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *